Rabu, 25 November 2009

5 (lima) tingkatan Sholat


Ibnul Qayyim menjelaskan ada 5 (lima) tingkatan manusia dalam mendirikan shalat, yaitu :
1.orang yang lalai dan zalim terhadap dirinya : yaitu yang tidak mengerjakannya dengan benar, baik dalam wudhu, waktu, batas-batas, maupun rukun-rukun shalat, kelompok ini akan mendapat hukuman dari Allah (mu’aggab);
2.orang yang menjaga waktu sholat, batas-batas, rukun-rukun shalat yang zhahir dan menjaga wudhunya, namun ia lalai dalam bermujahadah melawan bisikan dan pikiran-pikiran yang mengganggu jiwannya, kelompokini akan dihisab oleh Allah;
3.orang yang sholat sekaligus berjihad, mereka bukan hanya ,menjaga batas-batas dan rukunnya, tetapi juga sanggup untuk berupaya sekuat tenaga mengusir bisikan dan pikiran yang menggoda dirinya ia sibuk dengan perjuangan melwan setan agar tidak mencuri sholatnya. Kelompok manusia dalam tingkatan ini akan dihapus dosanya (mukaffar ‘anhu)
4.Orang yang memenugi hak dan kewwajiban shalat, rukun-rukun dan batas-batasnya ketika mendirikan shalat. Hatinya tenggelam dalam menjaga batas-batas shalat dan hak-haknya agar tiada satupun yang terbuang percuma;
Seluruh obsesinya hanya ditujukan untuk mendirikan shalat, sebagimana yang seharusnya ditujukan untuk menyempurnakan dan melengkapi shalat ini. Hatinya tengelam dalam shalat dan ibadah kepada Rabbnya di dalam shalat. Mereka mendapat pahal (mustab) dari Allah.
5.Orang yang mendirikan shalat dengan menghadirkan hatinya dihadapan Allah, seakan-akan ia melihat Allah dengan mata hatinya, ia merasa diawasi oleh Nya dan hatinya pun dipenuhi rasa cinta kepada-Nya dan mengagungkan-Nya;
Semua bisikan dan pikiran telah hilang dan sirna darinya, dindidng pembatas antara dirinya dengan Rabbnya telah diangkat ketika shalat. Shalat orang seperti ini jauh lebih baik daripada segala yang ada antara langit dan bumi. Orang yang demikian dalam sholatnya ialah orang yang sibuk dengan Rabbnya dan berbahagia dengan-Nya.
Tingkatan manusia terakhir ini, akan didekatkan kepada-Nya (muqrib minhu) karena Allah-lah yang menjadi perhatian penuh di dalam shalat mereka.

(tulisan ini diambil dari buku, Jangan Shalat Bersama Setan, Syaikh Mu’min Al-Haddad, Aqwam Jembatan Ilmu, Solo, hal31-32)

1 komentar:

Kang_Allam mengatakan...

Alhamdulillah nice blog. Syukron atas ilmunya. sangat bermanfaat. Monggo kalau ada waktu main ke blog ana. http://prasetyoalami.blogspot.com/ InysaAllah bukan cuma nambah ilmu dan wawasan tapi juga bikin sholeh.