Jumat, 22 Januari 2016

SUAMI YANG MENYEBALKAN

🌿🌹NASEHAT PASUTRI🌹🌿
  NP/01/AHQ - IHQ /DK-ODOJ
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

πŸ“† Edisi : Jumat
πŸ“† 05 Rabi'ul Akhir 1437 H
πŸ“† 15 Januari 2016

======================

Ψ¨ِΨ³Ω…ِ Ψ§Ω„Ω„ّΩ‡ِ Ψ§Ω„Ψ±َّΨ­ْΩ…َΩ†ِ Ψ§Ω„Ψ±َّΨ­ِيْΩ…


🌈 SURAT TERBUKA UNTUK PARA ISTRI YANG SUAMINYA MENYEBALKAN 🌈

πŸƒ✴πŸƒ✴πŸƒ✴πŸƒ✴

πŸ’Ÿ Sering saya mendapat curhatan dari para istri yang suaminya nyebelin. Ada yang suaminya punya kebiasaan buruk, pemikiran yang menyimpang sampai yang suka selingkuh. Ada juga suaminya kawin lagi gak bilang-bilang. Atau bilang, tapi kurang mampu berlaku adil.

πŸ’Ÿ Suami yang begini membuat istri sedih, menjadi beban pikiran, bahkan ada yang depresi karena menangis berkepanjangan di malam-malam yang kelam.

πŸ’  Untukmu wahai para istri...
πŸ’Ÿ Jika suamimu menyusahkanmu maka pahamilah lebih dahulu bahwa setiap laki-laki juga sedang belajar menyikapi masalah hidupnya yang keras. Bekerja mencari nafkah bagi keluarga, berkarir, terjun ke masyarakat dan berdakwah, semua itu memiliki tingkat stres yang berbeda-beda. Setiap lelaki menyikapi tuntutan tersebut dengan cara yang berbeda pula. Ada yang cepat dewasa oleh tempaan masalah dan ada juga yang lambat dewasanya. Ada yang mencari solusi syar'i, tapi ada juga yang tergoda dengan jalan pintas. Ada yang cepat taubat, ada juga yang lambat taubatnya.

πŸ’Ÿ Pahami itu dulu wahai para istri. Bahwa suamimu di luar sana punya persoalan sendiri yg mungkin tidak diceritakannya kepadamu. Lalu kamu datang mengeluh ini dan itu, menuntut ini dan itu. Termasuk diantaranya menuntut perhatian dan cintanya.

πŸ’Ÿ Sayangnya, sebagian istri memintanya tanpa melihat kondisi suaminya. Contohnya, suami baru pulang kerja sudah disambut dengan seribu satu cerita yang intinya keluhan dan masalah, sehingga makin membuat mumet suami. Lalu ekspresi suami menjadi diam, acuh, bahkan ketus dan marah. Respon suami yang tidak sesuai harapan istri ini kemudian menimbulkan praduga macam-macam yang ujungnya menjadi pertengkaran suami istri. Akhirnya, keduanya merasa tidak dimengerti satu sama lain. Merasa tidak bahagia satu sama lain. Lalu penyalurannya muncul perilaku buruk yang semakin memperparah hubungan suami istri.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Tahukah engkau mengapa laki-laki menikahimu? Engkau dinikahi karena lelaki pada dasarnya rapuh di balik egonya yang kuat. Lelaki butuh tempat berlabuh untuk memperbaiki kerapuhan pikiran, hati dan jasadnya dari berbagai tekanan kehidupan. Itulah sebabnya engkau dinikahi, agar lelaki dapat berlabuh di hatimu yang menentramkan. Itulah sebabnya doa lelaki adalah : "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)." (QS. 25:74)

πŸ’Ÿ Maka jadilah istri penyenang hati suamimu. Sambutlah ia dengan senyummu yang paling manis, sambutlah ia dengan kelembutan kata dan berita gembira agar hatinya menjadi senang. Seperti yang dilakukan Ummu Sulaim yang tak langsung memberitahu suaminya, Abu Tholhah, tentang kematian anak mereka karena baru pulang dari jihad. Tapi Ummu Sulaim terlebih dahulu melayani semua kebutuhan suaminya sampai tuntas. Baru setelah itu ia kabarkan tentang kematian anak mereka dengan cara yang lembut.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Tugas utama engkau adalah melayani suami. Saya ulangi, MELAYANI suami. Yang dimaksud melayani disini bukan mencucikan bajunya dan menyiapkan segala perlengkapan kerjanya karena itu bisa dilakukan oleh pembantu. Bukan juga tertawa, bercanda dan jalan-jalan karena itu bisa dilakukan oleh anak-anaknya atau teman-temannya. Bukan juga menasehatinya ini dan itu karena itu bisa dilakukan gurunya, atasannya atau orang tuanya. Namun yang dimaksud melayani disini adalah memuaskan kebutuhan biologisnya. Karena hanya ini yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain di sekitarnya, kecuali oleh istrinya. Jika ini yang dipahami istri (yakni memenuhi kebutuhan biologis suaminya) dijamin hampir 80% masalah suami selesai. Yang 20% diselesaikan dengan bonus pelayanan istri lainnya.

πŸ’Ÿ Jika masalah kebutuhan biologis suami selesai, maka ia akan besar hati dan ringan tangan memenuhi berbagai keinginan istrinya. Sebab lelaki akan pusing dan stres jika kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi saat itu juga. Beda dengan perempuan yang bisa menahan keinginan biologisnya. Itulah sebabnya Rasulullah SAW bersabda : "Demi jiwa Muhammad yang ada di Tangan-Nya. Seorang istri belum menunaikan hak Rabb-Nya, sebelum dia menunaikan hak suaminya. Seandainya suami meminta pelayanan dirinya dalam kondisi dia di dapur, maka dia (tidak diperkenankan) untuk menolaknya.” (HR. Ibnu Majah, 1853 dan dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, 1938).

πŸ’Ÿ Banyak istri yang mengeluh bahwa ia telah melayani suaminya dengan baik tapi kok tetap dikhianati. Ketika saya tanya, apakah ibu telah memuaskan kebutuhan biologis suami ibu, maka ia menjawab malu-malu dengan jawaban yang tidak pasti. Ingatlah, tidak sempurna ketaatan seorang istri jika suaminya masih gelisah terhadap kebutuhan biologisnya.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Belajarlah bagaimana cara memuaskan kebutuhan biologis suamimu. Tampillah bergairah di depannya. Kuasai ilmunya. Para ulama terdahulu telah membuat berbagai kitab tentang sex education yang syar'i. Pelajarilah dan lakukan komunikasi seksual terbuka dengan suami. Tanyakan kepada suami apa yg diinginkannya agar ia puas. Jangan belajar ilmu ini lewat jalan yang tidak syar'i. Misalnya melalui video porno atau sarana maksiat lainnya yang membuat kebutuhan mulia ini berubah menjadi hina.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Insya Allah rumah tanggamu akan tenteram dengan solusi yang disampaikan di atas. Namun jika engkau telah melayani kebutuhan biologis suamimu dengan baik, tapi suamimu tetap berkelakuan buruk dan selingkuh, maka kesalahan bukan terletak lagi padamu tapi di suamimu yang jahil dan lupa diri. Dia bertanggung jawab di hadapan Allah karena tidak bersyukur mendapatkan istri yang sholihah.

πŸ’Ÿ Saran saya, walau suamimu menyebalkan tetaplah berbuat baik kepadanya. Tak perlu banyak memberi nasehat kepada suami yang sedang lupa diri karena hanya membuatnya makin marah. Doakan saja dan minta Allah memberikan berbagai ayat (pelajaran) di sekitar hidupnya agar ia cepat bertaubat.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Ketahuilah tujuan utama berumah tangga bukanlah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia, tapi untuk menyempurnakan ibadahmu kepada Allah, sehingga engkau bisa masuk ke dalam surga-Nya. Seringkali Allah memberikan engkau suami yang baik, tapi kadangkala juga tidak, semua adalah jalan yang mengantarkan engkau ke surga-Nya.

πŸ’Ÿ Jika engkau mendapatkan suami yang menyebalkan maka bersabarlah. Sebab surgamu terletak di tangan suamimu. Rasulullah SAW bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933). Dalam hadits lain disebutkan : "Wanita mana saja yang meninggal dunia, kemudian suaminya merasa ridho terhadapnya, maka ia akan masuk surga". (HR Ibnu Majah, dan di hasankan oleh Imam Tirmidzi).

πŸ’Ÿ Oleh sebab itu, tetaplah taat dan melayani suami walau ia tak membalasnya dengan kebaikan. Toh hidup hanya sebentar. Engkau hanya butuh bersabar melayani suamimu yang menyebalkan sekian tahun, tapi imbalannya engkau mendapatkan surga selamanya karena diridhoi oleh suamimu.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Memang engkau sakit hati dan berkorban perasaan karena suamimu yang menyebalkan. Tapi tidak mengapa. Toh hanya sebentar. Satu hari dalam perhitungan Allah sama dengan seribu tahun dalam perhitungan manusia. Jadi hanya kurang dari 1 jam engkau bersabar dengan kelakuan suamimu. Daripada engkau melawannya yang menyebabkan engkau tidak diridhoi-Nya, sehingga tidak masuk surga-Nya. Malah masuk ke neraka-Nya.

πŸ’Ÿ Jika suatu ketika suamimu berubah makin baik itu adalah bonus dari Allah, tapi kalau tidak, yang penting engkau telah dapat surga-Nya karena telah menyenangkan suami untuk mendapat ridhonya.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Jangan mudah juga meminta cerai jika suamimu menyebalkan. Termasuk jika suami berpoligami. Sebab jika suami yang berpoligami bisa berlaku adil dalam nafkah maka agama justru tidak menghalalkan istri meminta cerai. Jangan terpengaruh dengan ajaran feminisme yang menuntut kesetaraan semu yang justru menyengsarakan fitrah manusia.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Perlu diketahui bahwa wanita bercerai dan tidak punya suami (janda ditinggal hidup suami) lebih sulit masuk surga-Nya daripada wanita bersuami. Kalau wanita bersuami syarat masuk surga-Nya hanya tiga, yaitu sholat fardhu, puasa ramadhan dan taat kepada suami (serta menjaga kemaluannya). Rasulullah SAW bersabda : "Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu, mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban 9/471 no.4163 dan ath-Thabrani 5/34 no.4598 dan yang lainnya; dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Adab az-Zafaf 286).

πŸ’Ÿ Namun jika janda (kecuali yg ditinggal mati oleh suaminya dengan ridhonya) maka syarat masuk surganya jauh lebih berat dan banyak. Kedudukan janda yang bercerai hidup dengan suaminya sama dengan lelaki (suami), karena sekarang ia menanggung urusannya sendiri. Sedang ketika jadi istri tanggung jawabnya ada di pihak suaminya.

πŸ’Ÿ Oleh sebab itu, mendingan tetap jadi istri. Selain masih ada yang menanggung dalam hal nafkah, juga lebih mudah masuk surga-Nya. Modalnya hanya mengorbankan perasaan karena suami menyebalkan, karena harus tetap taat kepada suami yang menyebalkan.

πŸ’Ÿ Hal itu jauh lebih ringan daripada lelaki (suami) yang masuk surganya berat karena harus dihisab dengan berbagai pertanyaan. Suami juga lebih berat pengorbanannya. Korban perasaan yang lebih banyak di kehidupannya yang luas, korban pemikiran yang lebih memusingkan, korban waktu yang lebih terbatas, korban tenaga yang lebih terkuras, bahkan korban nyawa jika diperlukan untuk berjihad. Itulah sebabnya rata-rata usia lelaki lebih pendek daripada usia perempuan karena tekanan hidupnya lebih berat daripada perempuan.

πŸ’  Wahai para istri...
πŸ’Ÿ Maka bersyukurlah menjadi istri walau suami menyebalkan. Semoga Allah mengikhlaskan hatimu dan meringankan langkahmu untuk tetap menjadi istri yang sholihah.

وَ Ψ§Ω„Ω„ّٰΩ‡ُ Ψ£َΨΉْΩ„َΩ…ُ Ψ¨ِΨ§Ω„Ψ΅َّوَّΨ§Ψ¨

πŸ“ Oleh : Ustadz Satria Hadi Lubis

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
               AHQ & IHQ
           Keluarga Qur'ani
πŸ”΄πŸŒΏOne Day One JuzπŸŒΏπŸ”΄
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagaimana jika ada istri yg mengabdi hingga rela di poligami, melayani suami tanpa tapi .... namun kenyataannya suami malah yg tak menyikapi istri ... seolah istri hanya pelengkap, istri menerima penolakan hijrah suami dan hanya bisa mendoakan ... tapi ttp tak di nilai sbgi istri yg baik ... apa yg harus d lakukan ?