Coba renungkan... dimana posisi kita...
Islam itu terdiri dari tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Berikut kami sajikan pembahasan dari tiga tingkatan tersebut.
Tingkatan Islam
Tingkatan ini adalah tingkatan pertama dalam agama. Atau kita katakan derajat pertama dalam agama. Prof. Dr. Shalih al-Fauzanhafidzahullah salah satu ulama besar Kerajaan Saudi Arabi berkata: “Cakupan Islam lebih luas dari Iman dan Ihsan. Karenanya orang-orang munafik masuk ke dalam makna Islam kalau orang munafik tersebut tunduk kepada aturan Islam, dan menampakkan ketaatannya, dan secara dhahir dia berpegang dengan ajaran Islam. Kalau mereka shalat bersama kaum muslimin, mengeluarkan zakat, dan mengamalkan amalan Islam yang dhahir, maka diberlakukan kepada mereka hukum-hukum Islam di dunia seperti memperlakukan kaum muslimin yang lain. Akan tetap di akhirat mereka akan masuk ke dalam neraka yang paling bawah, karena mereka tidak punya iman dan hanya punya Islam”[Syarh Tsalatsatul Ushul Lil Fauzan: 160].
Penjelasan Syeikh Shalih al-fauzan di atas sangatlah jelas. Bahwa seorang dianggap muslim tidak perlu ada syarat harus beriman. Karena memang Muslim itu belum tentu Mukmin. Allah subhanahu wa ta’alaberfirman:
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: “Kami telah masuk Islam”, karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian…” [QS. Al-Hujurat: 14].
Anda bisa perhatikan ayat diatas, bagaimana Allah subhanahu wa ta’alamembedakan antara Islam dan Iman, Muslim dan Mukmin. Islam adalah tingkatan yang paling bawah dari Agama kita. Jadi seorang Muslim belum tentu Mukmin.
Tingkatan Iman
Ini adalah tingkatan kedua atau derajat kedua dari Agama kita. Orang yang beriman disebut mukmin. Seorang mukmin pasti muslim namun tidak semua muslim adalah mukmin. Ini menunjukkan bahwa iman kedudukannya lebih tinggi dari Islam. Seorang mukmin adalah orang yang berislam lahir dan batin. Dia telah meyempurnakan Islamnya hingga mencapai derajat mukmin. Dia bukan sekedar menjalankan syariat Islam secara dhahir, namun juga memupuk keimanan di dalam hati. Ini yang tidak dimiliki oleh orang munafik yang hanya menampakkan Islam namun menyembunyikan kemunafikan dalam hatinya. Dalam pengertian Ahlussunnah wal jama’ah Iman itu adalah meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Tingkatan Ihsan
Tingkatan Ihsan adalah tingkatan tertinggi dalam Islam. Sehingga tingkatan ini tidak banyak di raih oleh kaum muslimin. Ihsan secara bahasa artinya berbuat baik. Yaitu seorang hamba berbuat baik kepada Allah dengan memperbaiki hubungannya dengan Allah dengan cara beribadah kepada-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa Ihsan itu adalah “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, dan jika engkau tak mampu melihatnya, maka rasakan bahwa Allah melihatmu”. Yaitu engkau meyakini seyakin-yakinnya bahwa Allah melihatmu dimanapun engkau berada” [Syarh Tsalatsatul Ushul Lil Fauzan: 160].
Bisa kita artikan bahwa Ihsan itu adalah muraqabatullah yaitu suatu keadaan merasa senantiasa diawasi oleh Allah azza wa jalla. Sehingga ia akan senantiasa memberikan amalan terbaiknya kepada Allah.
Islam itu terdiri dari tiga tingkatan, yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Berikut kami sajikan pembahasan dari tiga tingkatan tersebut.
Tingkatan Islam
Tingkatan ini adalah tingkatan pertama dalam agama. Atau kita katakan derajat pertama dalam agama. Prof. Dr. Shalih al-Fauzanhafidzahullah salah satu ulama besar Kerajaan Saudi Arabi berkata: “Cakupan Islam lebih luas dari Iman dan Ihsan. Karenanya orang-orang munafik masuk ke dalam makna Islam kalau orang munafik tersebut tunduk kepada aturan Islam, dan menampakkan ketaatannya, dan secara dhahir dia berpegang dengan ajaran Islam. Kalau mereka shalat bersama kaum muslimin, mengeluarkan zakat, dan mengamalkan amalan Islam yang dhahir, maka diberlakukan kepada mereka hukum-hukum Islam di dunia seperti memperlakukan kaum muslimin yang lain. Akan tetap di akhirat mereka akan masuk ke dalam neraka yang paling bawah, karena mereka tidak punya iman dan hanya punya Islam”[Syarh Tsalatsatul Ushul Lil Fauzan: 160].
Penjelasan Syeikh Shalih al-fauzan di atas sangatlah jelas. Bahwa seorang dianggap muslim tidak perlu ada syarat harus beriman. Karena memang Muslim itu belum tentu Mukmin. Allah subhanahu wa ta’alaberfirman:
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: “Kami telah masuk Islam”, karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian…” [QS. Al-Hujurat: 14].
Anda bisa perhatikan ayat diatas, bagaimana Allah subhanahu wa ta’alamembedakan antara Islam dan Iman, Muslim dan Mukmin. Islam adalah tingkatan yang paling bawah dari Agama kita. Jadi seorang Muslim belum tentu Mukmin.
Tingkatan Iman
Ini adalah tingkatan kedua atau derajat kedua dari Agama kita. Orang yang beriman disebut mukmin. Seorang mukmin pasti muslim namun tidak semua muslim adalah mukmin. Ini menunjukkan bahwa iman kedudukannya lebih tinggi dari Islam. Seorang mukmin adalah orang yang berislam lahir dan batin. Dia telah meyempurnakan Islamnya hingga mencapai derajat mukmin. Dia bukan sekedar menjalankan syariat Islam secara dhahir, namun juga memupuk keimanan di dalam hati. Ini yang tidak dimiliki oleh orang munafik yang hanya menampakkan Islam namun menyembunyikan kemunafikan dalam hatinya. Dalam pengertian Ahlussunnah wal jama’ah Iman itu adalah meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Tingkatan Ihsan
Tingkatan Ihsan adalah tingkatan tertinggi dalam Islam. Sehingga tingkatan ini tidak banyak di raih oleh kaum muslimin. Ihsan secara bahasa artinya berbuat baik. Yaitu seorang hamba berbuat baik kepada Allah dengan memperbaiki hubungannya dengan Allah dengan cara beribadah kepada-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa Ihsan itu adalah “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, dan jika engkau tak mampu melihatnya, maka rasakan bahwa Allah melihatmu”. Yaitu engkau meyakini seyakin-yakinnya bahwa Allah melihatmu dimanapun engkau berada” [Syarh Tsalatsatul Ushul Lil Fauzan: 160].
Bisa kita artikan bahwa Ihsan itu adalah muraqabatullah yaitu suatu keadaan merasa senantiasa diawasi oleh Allah azza wa jalla. Sehingga ia akan senantiasa memberikan amalan terbaiknya kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar